Friday, 21 August 2015

Angsa dan Telur Emas

Pada suatu hari seorang petani miskin menemukan sebutir telur emas yang berkilau
disarang angsa peliharaannya. Pada mulanya ia berpikir ini pasti semacam tipuan.
Tetapi, ketika ia akan membuangnya, ia berpikir-pikir lagi kemudian membawanya
pulang untuk memeriksanya. Telur itu ternyata emas murni! 
 
Si petani tidak dapat percaya akan keberuntungannya. Ia semakin menjadi tidak percaya ketika pada hari berikutnya pengalaman tersebut berulang kembali. Hari demi hari, ia bangun dan bergegas menuju sarang dan menemukan satu lagi telur emas. Ia menjadi sangat kaya. semua ini kelihatannya seperti sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan.
 
Namun sewaktu ia bertambah kaya timbul pula sifat tamak dan tidak sabar. Tidak
sabar menunggu hari demi hari untuk mendapatkan telur emas tersebut dan terus
memberi makanan si angsa, akhirnya si petani memutuskan untuk membunuh sang
angsa dan meraup semua telur emas itu sekaligus. Tetapi, ketika ia membuka perut
angsa tersebut, ternyata kosong. Tidak ada telur emas, dan sekarang tidak ada cara
untuk mendapatkan telur emas lagi. Si petani telah menghancurkan angsa yang
menghasilkan telur-telur emas tersebut.

Rekan-rekan seringkali cerita diatas terjadi pada kehidupan kita.
Kadang dalam pekerjaan kita kita hanya berfokus pada hasilnya dengan berlindung dibalik kata-kata efektivitas. Seringkali kita mengatakan pekerjaan kita efektif jika kita bisa menghasilkan output banyak dengan penekanan waktu, biaya ataupun tenaga. Seringkali kita bangga jika kita bisa menyelesaikan pekerjaan sulit dan berat misalnya memindahkan banyak barang berat hanya menggunakan tenaga 2 orang saja. Sedikit tenaga tetapi hasilnya banyak. Ternyata tidak semudah itu.
 
Banyak faktor yang harus tetap kita perhatikan untuk mencapai sebuah efektivitas. Seperti kisah petani diatas,
ia hanya fokus bagaimana ia dapat banyak telur emas dengan cepat dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya,
ia mengabaikan pemeliharaan terhadap sumber hartanya. Hasilnya dia malah kehilangan sumber hartanya. Lalu bagaimana yang dikatakan efektif?

Efektivitas terletak dalam keseimbangan, yaitu Keseimbangan P/KP. Dimana P = Produksi hasil yang diinginkan atau output, yaitu telur emas, dan KP = Kemampuan Produksi, kemampuan atau aset untuk menghasilkan output dalam cerita tadi adalah angsa.

Hal yang sering kita lupakan dalam mengejar yang kita namakan efektivitas adalah asset kemampuan produksi itu sendiri.
 
Sebagai seorang karyawan karena sangat termotivasi untuk mengejar karir, terkadang kita menjadi lupa untuk menjaga kesehatan kita.
 
Dalam hal ini: P = Karir, dan KP = Diri kita sendiri dalam hubungannya dengan kesehatan.
Tingkat persaingan di lingkungan kerja, pekerjaan yang hampir deadline, complaint dari klien, semuanya memaksa kita untuk bekerja lebih keras lagi, sehingga perlahan kesehatan kitapun terabaikan. Kalau hal initerus dibiarkan, jelas kinerja dan produktivitas kitapun akan menurun. dan sangat masuk akal ketika pada akhirnya nanti kita bahkan akan kehilangan peluang karir itu sendiri.
 
Keseimbangan P/KP (Efektivitas) dalam contoh ini adalah: Kita memang harus bekerja keras untuk mengejar karir, namun kita juga jangan mengabaikan aset yang sangat berharga, yang dalam hal ini adalah kesehatan kita.
Begitu juga dengan karyawan didepartemen kita, begitu banyak pekerjaan yang tak terselesaikan setiap harinya, sehingga memaksa untuk melemburkan karyawan setiap hari, bahkan di hari libur. 
 
Efeknya, mereka justru karena kurang istirahat, maka pekerjaannya di esok hari menjadi tidak maksimal, karena badan terlalu lelah. Dalam hal ini mungkin bisa jadi lebih bijaksana jika kita melihat kemampuan asset kita dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Mungkin lebih efektif jika kita menambah tenaga yang kita punya, misal merekrut karyawan baru.
 
Jadi kalau bisa kita simpulkan disini, kita bisa mengatakan pekerjaan kita efektif jika kita mampu menggunakan sumber daya/asset kita secara maksimal untuk mencapai prestasi optimal dan mempertahankan prestasi optimal semaksimal mungkin. Jadi bukan hanya prestasi saat ini saja, tetapi berprestasi setiap hari selama kita masih bekerja.

Renungan minggu ini :
Efektivitas bukan dilihat dari berapa yang anda hasilkan hari ini, tetapi dari bagaimana anda mempertahankan hasil optimal hari lepas hari.

Sumber :
Personalia Kantorku

No comments:

Post a Comment