Saturday, 25 April 2015

Managemen Emosi

Kalau kita bicara kata “ emosi” apa yang terbersit dalam pikiran kita? Biasanya kita
sinonimkan dengan “ Marah” ya?

Minggu ini kita bahas emosi yuk..
Ternyata Emosi mempunyai peranan yang sangat besar dalam kesuksesan kita.
Menurut Daniel Goleman, ternyata kecerdasan emosi (Emotional Quotient-EQ)
menyumbang 80% untuk kesuksesan seseorang, dan IQ menyumbang “hanya” 20%
saja.

Emosi bukan akibat atau sekadar respon, tetapi justru sinyal untuk kita melakukan
sesuatu. Jadi dalam hal ini ada unsur proaktif, yaitu kita melakukan tindakan atas
dorongan emosi yang kita miliki. Bukannya kita bereaksi atau merasakan perasaan hati
atau emosi karena kejadian yang terjadi pada kita. Ada ratusan jenis emosi, namun hanya ada empat emosi dasar di titik pusatnya (takut, marah,sedih dan senang),dengan berbagai variasi atau nuansanya yang mengembang keluar dari titik pusat tersebut. 


Saya punya contoh ni. Sewaktu kita sekolah dulu, pernah tidak kita merasa tidak suka
dengan mata pelajaran tertentu atau guru tertentu? Kalau ya, saya pastikan deh 90%
dari kita pasti akan dapat nilai jelek untuk mata pelajaran tersebut. Betul tidak?
Penelitian menunjukkan bahwa emosi biasanya memicu seseorang untuk berprestasi.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri
sendiri, bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan,
kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati, dan mampu mengendalikan stres.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial (social skills).
Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi ini antara lain misalnya:
kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina
hubungan dengan orang lain, kemampuan komunikasi, kerja sama tim, membentuk
citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi, dan sebagainya.
Kalau sudah tahu pentingnya kecerdasan emosi, lalu bagaimana cara kita untuk
meningkatkannya terutama supaya kinerja kita menjadi optimal? 

Berikut ada 7 keterampilan yang harus kita coba lakukan :

1. Mengenali emosi diri.
Keterampilan ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan.

Contohnya :
Takut. Emosi ketakutan merupakan antisipasi ke hal-hal buruk yang mungkin terjadiyang perlu dipersiapkan. Jika kita merasa takut, justru mengirim pesan untuk siap
siaga. Ketakutan itu tidak menyelesaikan masalah, tetapi tindakanlah yang mengatasi
rasa takut dan masalah yang mungkin terjadi. 

Marah. Termasuk di dalamnya emosi kebencian, kegeraman bahkan mengamuk. Pesan atas kemarahan adalah berarti adanya suatu aturan atau standar penting yang dipegang dalam hidup telah dirusak oleh orang lain atau bahkan oleh diri sendiri. Kemarahan juga bisa diakibatkan oleh ketakutan atau rasa kehilangan yang menumpuk, sehingga meledak menjadi kemarahan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu dapat melepaskan emosi negatif sekecil apapun agar tidak meledak menjadi kemarahan yang destruktif bagi diri dan orang lain.

Frustrasi. Kapanpun kita merasa telah terus menerus berusaha tetapi tidak atau belum memperoleh hasil yang kita harapkan, kita cenderung merasakan emosi frustasi. Pesan emosi frustasi adalah sinyal positif, artinya kita percaya bahwa kita dapat melakukan lebih baik dari yang sedang kita lakukan. Kita hanya perlu mengubah pendekatan, persepsi atau perilaku kita terhadap masalah yang kita hadapi atau upaya yang sedang kita lakukan. Kecewa. Kekecewaan terjadi jika kita merasa bahwa kita gagal atau kehilangan sesuatu selama-lamanya. Pesan emosi kecewa menunjukkan adanya harapan – tujuan yang seharusnya terwujud – mungkin tidak terjadi, sehingga kita perlu mengubah harapan atau menyesuaikan dengan situasi dan mengambil tindakan dan mencapai tujuan baru.

Rasa Bersalah. Perasaan atau emosi ini muncul ketika kita telah melanggar salah satu
standar yang kita pegang. Emosi ini nampaknya mudah diatasi ketika kita merasa tidak
ada orang lain yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan. Namun sesungguhnya
dampaknya sangat berbahaya di masa mendatang, apalagi jika perasaan itu
menumpuk dalam bawah sadar. Rasa bersalah yang terus menerus dapat
menyebabkan stres dan mengurangi daya tahan tubuh serta menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Oleh karena itu penting sekali untuk segera melepaskan
rasa bersalah itu. Kesepian. Perasaan ini muncul ketika kita merasa sendiri atau
terpisah dari lingkungan orang lain. Ada dua macam tindakan yang dapat kita lakukan
ketika rasa ini muncul. Pertama adalah dengan memanfaatkan emosi kesepian untuk
memunculkan energi kreatif yang ada dalam diri kita, sehingga biasanya para seniman
atau artis menjadi kreatif ketika mereka merasa kesepian. Hal kedua adalah dengan
bertindak untuk mulai membina hubungan baru dengan orang lain. Mengenali emosi
diri merupakan bentuk kesadaran diri yang tinggi. Kemampuan untuk memantau
perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan
pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada
dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang
pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas hidup kita.

2. Melepaskan emosi negatif.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri kita. Sebagai contoh,keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat kita mudah marah ataupun frustrasi seringkali justru merusak hubungan kita dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi selama kita dikendalikan oleh emosi negatif kita justru tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri kita. Oleh karena itu kita membutuhkan keterampilan untuk dapat menghilangkan emosi negatif sebelum perasaan itu merusak kinerja kita atau kinerja organisasi secara keseluruhan. Kebanyakan orang mengatasi emosi negatif dengan mengekspresikannya (expressing limiting emotions) ataupun dengan menahan (suppressing) emosi tersebut. Kedua hal ini justru malah menimbulkan dampak negatif. Ekspresi dari emosi seringkali bersinggungan dengan hubungan kita dengan orang lain, sehingga semakin ekspresif kita dalam menyatakan emosi semakin merusak hubungan personal maupun profesional kita. Menahan emosi di lain pihak dapat menyebabkan tekanan atau stres, sehingga pada gilirannya akan merusak diri kita sendiri. Cara terbaik adalah dengan melepaskan emosi negatif (releasing limiting emotions) melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar, sehingga kita maupun orang-orang di sekitar kita tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul. Ketika kita sudah menguasai keterampilan menghilangkan emosi negatif, maka kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam membina hubungan dengan orang lain, berkomunikasi, kita menjadi semakin optimistis, percaya diri, mudah menyesuaikan diri dan sebagainya.

*** Lebih lanjut mengenai tips melepaskan emosi negatif kita bahas minggu depan ya....tunggu
kehadirannya ^_* .***

3. Mengelola emosi diri sendiri. 
Kita jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu, baik atau buruk. Emosi adalah sekadar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu kita mencapai kesuksesan.

Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah
menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil
menangani emosi ini sebelumnya.
Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.
Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled)
yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang
mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.

4. Memotivasi diri sendiri.
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan
merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation) dan menguasai diri sendiri, dan untuk
berkreasi. Kendali diri emosional – menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati – adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam
segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebihproduktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

5. Mengenali emosi orang lain. 
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.

6. Mengelola emosi orang lain. 
Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain.

Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antarkorporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antarindividu.
Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruhan.

7. Memotivasi orang lain. Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan
dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah
bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Nah dari ulasan diatas kita bisa tarik kesimpulan ni : pengontrolan emosi kita
mempengaruhi hasil kerja kita..

Jangan lepaskan emosi negatif dengan meledak-ledak atau menahannya, karena hal
itu malah akan memicu stress, malah tidak bisa optimal potensi kita. Yang paling
gawat, membuat kita Depresi !!!!

Jadi mulai sekarang, kenali emosi anda, kelola emosi itu dengan baik dan manfaatkan
untuk mencapai kinerja terbaik..

Untuk para atasan :
 Sedikit kendalikan emosi ya saat anak buah anda melakukan kesalahan

Untuk para bawahan : 
 Jangan bikin atasannya marah ya, kenali emosi atasan anda dan
apa pemicunya

Kata bijak minggu ini :
Senyum adalah obat untuk semua penyakit, tetapi kemarahan adalah sumber semua penyakit.

Sumber :
Personalia Kantorku

No comments:

Post a Comment