Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan- lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepaspula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika
kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu
membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi
kapal.
kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu
membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi
kapal.
Teman, apakah team kita sudah seperti ilustrasi diatas? Saling memberi semangat, saling
menghargai ?
Sayang, dunia kerja kita seringkali masih berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah
cenderung senang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Kadangkala kita mencari pembenaran untuk kita sendiri supaya tidak dimarahi atasan dengan cara “kotor” yaitu menjatuhkan orang lain. Atau kita pernah juga berprinsip, yang penting masalah itu tidak di departemen saya lagi, terserah departemen lain mau bagaimana. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri.
Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kemajuan sebuah perusahaan bukan hanya ditangan kita sendiri, semua karyawan mempunyai perannya masing-masing, satu saja gagal, maka seluruh perusahaan juga terancam gagal.
Sebenarnya kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"
Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga. Jadi yuk mulai sekarang kita bangun tim yang lebih solid, jangan menyalahkan orang lain, tetapi dukunglah orang lain untuk berprestasi maksimal.
Kata Bijak Minggu ini :
Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri
Sumber :
Personalia Kantorku
No comments:
Post a Comment