Tuesday, 17 November 2015

Pengemis Kaya

Suatu sore seorang pengusaha menaiki mobil mewah dan tampak begitu tergesa-gesa. Ia menghentikan mobilnya di depan ATM, tampaknya ia akan mengambil uang dalam jumlah besar. Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk-duduk dilantai. Pakaiannya sangat kumuh, berlubang dan kotor seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya seperti orang yang tak punya harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang.

Si Pengusaha dengan cueknya hanya melewati si pengemis dan masuk ke ATM. Ternyata ia tidak mengambil uang, ia hanya mentransfer uang. Yang pastinya dalam jumlah besar.
Ketika keluar dari ATM, entah ada angin apa, tiba-tiba ia merasa kasihan kepada si pengemis, dan ia mengambil uang Rp. 1.000,- untuk diberikan kepadanya. “ Teimakasih Tuan” kata si  Pengemis dengan tersenyum senang dan menggenggam erat uang itu, seolah-olah belum pernah menerimanya, dan itulah penghasilan terbesarnya.
Lalu si Pengusaha bergegas kembali kemobil. 
 
Saat ia hendak menyalakan mesin mobilnya, sudut hatinya memberontak, seakan tidak rela jika ia memberikan uang dengan Cuma-Cuma kepada pengemis. Dasar kikir, ia kembali ke Pengemis untuk mengambil uang itu, tetapi ternyata uang itu masih dipegang erat, lalu ia menyambar gelasnya, sambil berkata “Kamu juga Pengusaha bukan? Kemudian pengusaha itu kembali ke mobilnya, si pengemis hanya bisa melongo sambil menitikkan air mata, karena gelas itulah satu-satunya yang ia punya.
 
Delapan tahun kemudian, disebuah gedung mewah sang Pengusaha sedang uring-uringan. Krisis ekonomi global membuat usahanya hancur, bisnisnya bangkrut. Tinggal menghitung hari saja ia akan menjadi miskin. Bukan hanya kehilangan penghasilan, tetapi ia juga terancam dipenjara karena tidak mampu melunasi hutang-hutangnya.
Tiba-tiba sekretarisnya menelpon dan mengatakan bahwa ada tamu untuknya yang belum pernah dikenal sang sekretaris. Sebenarnya ia malas menerima tamu, tapi entah kenapa ia mau menemuinya.

Setelah berbasa-basi, perkenalan, si Pengusaha menanyakan maksud kedatangan tamu itu. Alangkah terkejutnya ia karena si tamu hendak menginvestasikan uang dalam jumlah besar, bahkan ia dapat melunasi semua hutangnya. Pengusaha itu masih tidak percaya, kejutan datang kembali saat tamu itu bercerita :
 
“ Bapak mungkin lupa kepada saya, saya dulu adalah pengemis di ATM. Saya sangat berterimakasih kepada Bapak, gara-gara Bapak dulu ngomong begini: Kamu pengusaha juga bukan? Saya menjadi sangat terharu”
 
“ Anda berbeda dari orang lain, anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang lain, melainkan penjual yang sedang menjual barangnya. Sejak itu pula saya berhenti mengemis lalu merintis usaha saya sendiri. Dan Bapak lihat sekarang, SAYA BERHASIL” 
 
Apa yang akan anda lakukan bila anda adalah pengemis itu? Sebagian besar dari kita pasti akan mengumpat si Pengusaha yang amat kikir, atau mungkin yang sedikit lebih manis adalah cuek, tidak menggubris kata-katanya, yang penting anda tetap dapat uangnya.
 
Tidak banyak orang yang dapat berpikir seperti pengemis tadi. Sikap Pengusaha yang
merendahkannya bukan membuatnya marah, tidak membuatnya patah semangat, namun
justru membuatnya lebih bersemangat untuk memperbaiki hidupnya. Tidak bisa dipungkiri, kehidupan kita sebagai makhluk sosial mengharuskan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang. Dan tidak semua orang menyambut baik kehadiran kita. 
 
Seringkali kita diremehkan oleh orang-orang disekitar kita. Mungkin kita diremehkan karena kita tidak berpendidikan tinggi, karena bukan orang kaya, karena penampilan biasa-biasa saja, karena kita tidak pandai bertutur kata atau karena sebab yang lain. Bagaiamana kita harus menghadapinya? Kembali kepada kita sendiri..
 
Sikap kitalah yang akan menentukan kesuksesan kita. Sukses bukan hanya milik orang kaya,bukan hanya milik yang cantik atau ganteng, bukan hanya milik orang yang berpendidikan tinggi, tetapi milik semua orang yang mau berjuang untuknya.

Kata Bijak Minggu ini :
Tiga pilihan sikap saat kita diremehkan:
1. Cuek dan pasif
2. Sakit hati, marah, dan benci
3. Tersenyum dan terus berjuang

Silakan memilih.
Tetapi yang pasti, jangan pernah kita meremehkan orang lain.....

No comments:

Post a Comment