Dua buah timba bertemu di sumur. Salah satu timba itu tampak muram.
“Ada masalah apa?” Tanya timba yang kedua dengan penuh simpati.
“Oh!” jawab timba yang pertama, timba yang muram, “Saya telah berkali-kali dibawa ke sumur ini. Meskipun
saya sudah terisi penuh, saya selalu kembali ke sini kosong.”
Timba yang kedua tertawa, “Betapa lucunya!Mengapa sedih? Saya selalu datang kesini kosong dan pergi penuh.
Saya yakin kalau kamu mulai berpikir dengan cara ini, kamu akan menjadi lebih gembira.”
Rekan-rekan, bagaimana dengan kita?
Seringkali kita merasa kita adalah orang yang malang, seringkali kita merasa tidak puas dengan hidup kita, dengan pekerjaan kita, dengan rekan kerja kita atau bahkan dengan keluarga kita. Kita merasa gaji kita tidak sepadan dengan pekerjaan kita sehari-hari. Pulang kerja capek, pusing, stress, karena banyak pekerjaan, dimarahi atasan, ribut dengan rekan kerja kita atau masalah lain yang kita rasakan sangat berat membebani kehidupan pekerjaan kita setiap hari Kadang malah kita merasa bahwa bahagia jauh dari tempat kita saat ini, sulit untuk kita capai. Alhasil kita berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu yang kita anggap sebagai kebahagiaan. Bisa jadi dengan mengejar karir kita, apapun caranya, atau mengumpulkan pundi-pundi uang sebanyak-banyaknya. Beberapa diantara kita mungkin mengganggap itulah kebahagiaan. Kerja santai, gaji besar, bisa dipakai untuk membeli apapun yang kita mau.
“Ada masalah apa?” Tanya timba yang kedua dengan penuh simpati.
“Oh!” jawab timba yang pertama, timba yang muram, “Saya telah berkali-kali dibawa ke sumur ini. Meskipun
saya sudah terisi penuh, saya selalu kembali ke sini kosong.”
Timba yang kedua tertawa, “Betapa lucunya!Mengapa sedih? Saya selalu datang kesini kosong dan pergi penuh.
Saya yakin kalau kamu mulai berpikir dengan cara ini, kamu akan menjadi lebih gembira.”
Rekan-rekan, bagaimana dengan kita?
Seringkali kita merasa kita adalah orang yang malang, seringkali kita merasa tidak puas dengan hidup kita, dengan pekerjaan kita, dengan rekan kerja kita atau bahkan dengan keluarga kita. Kita merasa gaji kita tidak sepadan dengan pekerjaan kita sehari-hari. Pulang kerja capek, pusing, stress, karena banyak pekerjaan, dimarahi atasan, ribut dengan rekan kerja kita atau masalah lain yang kita rasakan sangat berat membebani kehidupan pekerjaan kita setiap hari Kadang malah kita merasa bahwa bahagia jauh dari tempat kita saat ini, sulit untuk kita capai. Alhasil kita berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu yang kita anggap sebagai kebahagiaan. Bisa jadi dengan mengejar karir kita, apapun caranya, atau mengumpulkan pundi-pundi uang sebanyak-banyaknya. Beberapa diantara kita mungkin mengganggap itulah kebahagiaan. Kerja santai, gaji besar, bisa dipakai untuk membeli apapun yang kita mau.
Semakin kita memenuhi pikiran kita mengenai bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan, maka kebahagiaan akan semakin menjauhi kita. Kebahagiaan ada dalam pikiran kita, kebahagiaan akan datanghanya kita bisa mensyukuri apapun yang telah kita dapatkan. Kebahagiaan hanya akan kita rasakan kalau kita mampu berpikir positif mengenai semua keadaan kita.
Mungkin diantara kita ada yang saat ini berpikiran untuk meninggalkan pekerjaan kita untuk mencari yang lebih besar gajinya, lebih ringan pekerjaannya atau lebih besar perusahaannya. Cobalah kita berpikir ulang, apakah kebahagiaan hanya bisa diraih jika kita punya banyak uang atau pekerjaan yang enteng?
Bagaimana jika mulai sekarang kita berpikir bahwa semakin banyak masalah yang harus kita selesaikan dalam pekerjaan, maka akan membuat kita lebih bijaksana, kita mempunyai pengalaman lebih banyak, yang mungkin tidak kita dapatkan diperusahaan lain? Padahal pengalaman tidak bisa dibeli dengan uang, bukankah itu lebih berharga? Atau apakah dengan gaji yang kita terima yang mungkin kita bilang kurang, pernah kita bandingkan dengan load pekerjaan di perusahaan yang katanya gajinya lebih besar?
Optimis terhadap segala perjuangan keras kita, apapun hasilnya akan membuat kita lebih bahagia. Bersikap positif terhadap kondisi yang kita alami setiap waktu akan mendatangkan kebahagiaan untuk kita. Bukan berarti kita hanya pasrah dengan keadaan dan puas dengan kondisi yang belum maksimal. Kebahagiaan tetap perlu diperjuangkan, tetapi bukan berarti memenuhi kehidupan kita hanya dengan mencari sebuah kebahagiaan, karena masih banyak kebahagiaan lain disekitar kita.
Ada sebuah cerita mengenai seorang anak yang suatu hari mendapatkan uang Rp.50,00 dijalan, ia senang sekali, bahagia baginya adalah mendapatkan lebih banyak uang dijalan. Semenjak itu ia selalu berjalan sambil melihat kebawah untuk mengumpulkan uang ataupun barang-barang berharga yang jatuh. Ia memang bahagia selama bertahun-tahun karena mendapatkan uang dan benda berharga hanya dengan berjalan saja.
Tetapi ia kehilangan banyak kebahagiaan lain, ia tidak melihat bagaimana bunga disekitarnya mekar, ia tidak melihat kupu-kupu warna-warni terbang, dan yang paling disesalkan adalah ia kehilangan badan tegapnya,punggungnya menjadi bungkuk.
Kata Bijak Minggu ini,
Sikap kita merupakan kekuatan utama yang akan menentukan kita sukses atau gagal dalam hidup
No comments:
Post a Comment