semut yang kecil membawa makanan yang lebih besar dari tubuhnya. Barisan semut itu
seakan tidak ada ujungnya, ia melihat semut itu muncul dari tanah, naik ke tembok
dan terus berbaris sampai ke meja makan, mengambil remah-remah roti coklat yang tadi
dimakannya.
“Ibu, kenapa semut ini berbaris naik ke tembok?”
“Semut mencari makan nak, ia mengambil sisa rotimu yang belum dibersihkan.”
“Tetapi kenapa ke tembok, tidak dari meja?”
“Oh,itu karena di kaki meja ibu beri kapur semut, jadi ia tidak bisa lewat” Jawab si Ibu
sambil tersenyum.
“Berarti semut itu hebat ya Bu, mereka bareng-bareng angkut makanan yang besar, lalu
mereka mau cari jalan lain buat sampai ke meja ya Bu”
Sang Ibu hanya mengangguk.
“Lalu kenapa semut mencari makan terus ? Tadi aku liat kucingnya Joko habis makan
tidur, kok semut abis makan gak tidur?
“Itulah semut nak, semut itu suka bekerja keras, ia berusaha mengumpulkan makanan
yang banyak untuk persiapan karena kalau musim hujan ia tidak bisa mencari makan
dengan bebas. Karena itulah kita harus belajar seperti semut”
Semut hanyalah binatang kecil yang seringkali membuat kita jengkel. Semut bagi kita adalah binatang kecil yang sangat mengganggu, dimana ada makanan yang sedikit manis, pasti semut tahu dan segera menyerbunya. Tidak itu saja, gigitan atau sengatan semut membuat badan kitagatal-gatal.
Diluar kejengkelan kita terhadap semut,mari perhatikan sifat-sifat semut yang sangat baik. Yang pertama, semut tidak pernah mau berhenti. Ketika mereka menuju ke suatu tempat, lalu kita mencoba menghentikannya, maka semut akan mencari cara atau jalan lain. Mereka akan memanjat, mendaki, menerobos dari bawah, berputar arah atau cara lain untuk bisa melepaskan diri dari penghalang.
Kemudian, semut selalu menganggap semua musim sebagai musim dingin atau musim hujan. Ini merupakan etos yang sangat penting, karena mereka tidak berpikir naif bahwa musim panas akan berlangsung selamanya. Oleh karenanya semut akan terus mengumpulkan makanan untuk musim dingin mereka pada saat musim panas tengah berlangsung.
Dan sebaliknya, di sepanjang musim dingin, semut akan selalu berpikir bahwa pada saat itu adalah musim panas. Selama musim dingin berlangsung, semut-semut itu mengingatkan kepada dirinya sendiri, bahwa "ini tidak akan berlangsung lama, kita akan segera keluar dari situasi ini!"
Sehingga pada saat hari hangat pertama, semut tidak bisa menunggu untuk berjalan keluar. Jika ternyata udara masih dingin, mereka akan kembali masuk ke sarangnya. Begitu juga keesokan harinya, ia akan terus mencari tahu apakah udara hangat sudah tiba. Sampai cuaca sudah benar-benar memungkinkannya untuk mencari makan lagi.Lalu kira-kira, berapa banyak makanan yang bisa dikumpulkan semut selama musim panas, untuk persediaan makan mereka selama musim dingin? Jawabannya adalah sebanyak mungkin, semampu semut tersebut. Sebuah etos yang patut kita tiru.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita tidak malu kepada semut bila kita menyerah saat ada
masalah menghadang kita. Apakah kita tidak malu saat kita malas menyelesaikan tugas-tugas kita?
Kata Bijak Minggu ini:
Hai Pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya, dan jadilah bijak.
kalau semut aja bisa, kenapa kita tidak?
No comments:
Post a Comment