Kalau kita mau jujur, kadang kita merasa puas saat orang-orang tertentu, mendapatkan masalah. Misalnya sang primadona kantor tiba-tiba masuk kerja dengan penampilan aneh karena salah potong rambut, atau misalnya si anak emas bos gagal dipromosikan. Apalagi jika orang tersebut termasuk orang yang lebih baik dari kitadan sulit kita untuk menyamakan kemampuan atau posisi kita dengannya. Bisa terasa lebih puas ya?
Yah, itu sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan. Kewajaran yang sebenarnya “tidak baik”. Seringkali kita tertawa saat rekan kita mendapatkan masalah, atau malah katakan “rasain kamu!!!” Kalau secara teoritis kita bilang “tidak baik”, berarti sebaiknya kita harus ubah dong kebiasaan itu. Walaupun kebiasaan itu mungkin sudah bisa dimaklumi oleh sebagian besar orang. Kita harus bisa menjadi berbeda dengan orang sekitar yang memakluminya, kita ubah cara berpikir kita dari mensyukuri kemalangan orang lain menjadi berempati kepadanya.
Memang ada kecenderungan untuk setiap manusia ingin dihargai, ingin dihormati, ataupun ingin diakui oleh lingkungan sekitar. Akan tetapi keterbatasan yang kita miliki kadang menghambat kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Misalnya saja di pekerjaan kita sehari-hari. Kita melihat rekan di Departemen lain kok sepertinya bisa dekat dengan atasan, pekerjaannya pun bisa dinilai dalam kategori Baik, padahal kita melihat Departemen kita atau bahkan diri kita sering dimarahi atasan, banyak kesalahan yang dilakukan. Kemudian suatu hari ternyata rekan kita itu mempunyai kesalahan, walaupun itu kesalahan kecil. Jujur saja apa yang saat itu anda rasakan? Senang atau ikut sedih? Sebagian besar dari kita mungkin akan menjawab sedikit senang ya?...
Y a..itulah sifat jelek manusia, sifat yang akan menjerumuskan kita kepada
KEHANCURAN, yaitu sifat IRI..
Dengan iri, kita tidak menjadi lebih baik, karena kita hanya berusaha mencari kesalahan orang. Dengan Iri secara tidak langsung kita malah sudah “woro-woro” ke banyak orang bahwa “SAYA TIDAK MAMPU” Akibatnya orang juga memandang rendah kemampuan kita, dari sisi internal, kita juga tidak berkembang menjadi baik.
Coba kalau kita berempati kepada rekan kita, kita tidak akan malu belajar dari dia (jangan takut dibilang tidak bisa ya..). Orang yang dapat berkembang adalah orang yang menyadari kekurangannya. Kalau kitasadar bahwa rekan kita lebih baik dari kita, jangan ragu untuk bertanya tipsnya, kemudian berusaha untuk berprestasi lebih baik darinya (curi ilmu ceritanya)..
Mulai detik ini, ayo kita ubah kebiasaan kita dari bersyukur atas kemalangan rekan kita menjadi bersyukur atas keberhasilannya..kita biasakan untuk berikan selamat atas prestasi rekan kita. Ingat bahwa prestasi rekan kita berarti prestasi juga untuk tim kita. Kalau kita belum berprestasi tetapi rekan kita sudah, tetap bersyukurlah, karena itu berarti tidak semua tim kita mempunyai nilai jelek (bukan lantas kita kemudian pasrah lho).
Mungkin anda akan bilang “sulit”, ya memang sulit untuk mengubah kebiasaan kita, tapi bukan sesuatu yang mustahil lho..Asal kita mau berusaha....
Kata bijak minggu ini :
Kita berada disini bukan untuk saling bersaing, kita ada disini untuk saling melengkapi
Sumber:
Personalia Kantorku
No comments:
Post a Comment